Visitor

Jumat, 16 Juni 2006

Jus Buah dan Anak Anda

Sebagai orang tua, Anda mungkin sudah mengetahui bahwasoft drinks dan minuman bersoda bukan pilihan yang terbaik bagi anak Anda karena kandungan nutrisi yang rendah, berkalori yang tinggi, dan dapat menyebabkan obesitas dan pengeroposan gigi. Tapi Anda mungkin terkejut saat mengetahui bahwa jus buah, yang sering dianggap sebagai bagian penting dari makanan bayi dan anak anda, bukanlah pilihan yang terbaik pula.

The American Academy of Pediatrics (AAP) Committee onNutrition telah melakukan penelitian mengenai konsumsi jus buah pada bayi, balita, anak dan remaja. Jus buah didefinisikan sebagai jus murni, yang pada umumnya terdiri dari air dan juga karbohidrat (gula), sedikit protein dan mineral, serta vitamin dan kalsium.

Jus buah tidak mengandung protein, lemak, mineral, atau vitamin selain vitamin C dalam jumlah yang signifikan. Jus buah mempunyai kandungan karbohidrat (gula) yang besar, sehingga jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak, dapat menyebabkan diare, nyeri perut, kembung dan gas dalam perut/usus.

Selain itu, kebanyakan jus tidak mengandung serat – jadi jus buah tidak memberikan keuntungan nutrisi yang berarti dibandingkan buah segar. Selain itu konsumsi jus buah dapat mengganggu kemampuan anak untuk mengembangkan kebiasaan makan buah-buahan. Jadi, jangan jadikan jus buah sebagai pengganti kebutuhan anak Anda terhadap nutrisi dalam buah-buahan.

Sebagian jus buah atau minuman sari buah yang dijual di pasaran diberikan tambahan kalsium untuk menghasilkan gigi dan tulang yang sehat dan kuat. Tetapi konsumsi jus buah dapat menyebabkan pengeroposan gigi jika anak diperbolehkan untuk memegang jus dalam botol, cangkir atau kemasan kotak sepanjang hari atau saat waktu tidur. Selain itu, minuman sari buah – yang bukan jus buah murni – dapat mengandung pemanis tambahan, perasa buatan dan bahan-bahan lainnya.

Studi AAP menunjukkan bahwa pemberian jus buah pada anak usia 4-6 bulan – terutama yang pernah mengalami kolik - sebelum mereka diperkenalkan dengan makanan padat, dapat mengakibatkan kesulitan penyerapan karbohidrat. Anak yang rentan terhadap kolik akan menjadi rewel, mengalami gangguan tidur dan memiliki lebih banyak gas dalam usus/perut, setelah meminum jus tertentu, seperti apel dan pear.

Dalam laporannya, komite tersebut juga menyatakanbahwa anak dapat terkena penyakit akibat makanan, dikarenakan mengonsumsi jus yang tidak terparturisasi.

Pemberian jus buah pada bayi yang belum mendapatkan makanan padat dapat menyebabkan malnutrisi jika jus tersebut digunakan sebagai pengganti ASI atau susu formula yang mengandung lebih banyak protein, zat besi, kalsium, dan lemak daripada jus.

Selain itu, jika jus diminum langsung dari botol atau cangkir, maka gula yang terkandung dalam jus akan menyebabkan pengeroposan gigi. Anak balita cenderung mengkonsumsi jus buah secara berlebihan karena rasanya yang lezat, hal ini dapat berakibat dengan pengeroposan gigi, diare, obesitas, atau malnutrisi.

Walaupun remaja dan anak yang lebih dewasa cenderungmengonsumsi jus dalam jumlah yang lebih sedikit, mereka juga dapat terkena obesitas jika mereka mengkonsumsi jus secara berlebihan.

sumber: milist info_nutrisi
Read more ...
Rabu, 07 Juni 2006

Mengatasi Gangguan Punggung

Tahukah Anda bahwa tanpa kita sadari banyak organ tubuh kita bekerja 24 jam non-stop? Punggung adalah salah satunya. Dalam keadaan tidurpun, punggung tetap menjalankan fungsinya untuk senantiasa menjaga postur tubuh kita. Mengingat punggung bekerja selama 24 jam, seringkali kita lupa memberinya perhatian. Coba hitung berapa kali Anda olah raga dalam seminggu, merasa stres, atau berapa menit Anda berdiri atau duduk dalam sehari ? semua jawaban pertanyaan di atas sangat berhubungan dengan kesehatan punggung Anda.

Punggung tersusun dari 24 buah tulang yang disebut Vertebrae (tulang belakang). Masing-masing vertebrae dipisahkan satu sama lain oleh bantalan tulang rawan atau diskus. Seluruh rangkaian vertebrae ini membentuk tiga buah lengkung alamiah, yang menyerupai huruf “S”.

Lengkung paling atas disebut juga segmen servikal (leher), kemudian diikuti segmen toraks (punggung tengah) dan yang terbawah yaitu lumbar (punggung bawah). Lengkung lumbar bertugas untuk menopang berat seluruh tubuh dan pergerakan.

Postur tubuh yang baik akan melindungi kita dari cedera sewaktu melakukan gerakan karena beban disebarkan merata keseluruh bagian tulang belakang. Postur tubuh yang baik akan diperoleh jika telinga, bahu dan pinggul berada dalam satu garis lurus n kebawah.

Komponen punggung
Otot punggung ditunjang oleh punggung, perut, pinggang dan tungkai yang kuat dan fleksibel. Semua otot ini berfungsi untuk menahan agar tulang belakang dan diskus tetap dalam posisi normal. Kelemahan pada salahsatu otot akan menambah ketegangan pada otot lain dan akhirnya menimbulkan masalah punggung.

Diskus. Bantalan tulang rawan yang berfungsi sebagai penahan guncangan ini terdapat di antara vertebrae, sehingga memungkinkan sendi-sendi untuk bergerak secara halus. Tiap diskus memiliki bagian tengah seperti bunga karang (berongga kecil-kecil) dan bagian luar yang keras dan mengandung serat saraf untuk rasa nyeri.

Juga terdapat cairan yang mengalir kedalam dan keluar diskus. Cairan ini berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan punggung bergerak bebas. Diskus yang sehat bersifat elastis, mudah kembali ke bentuk semula jika tertekan d iantara kedua vertebra.

Pada saat tidur, sangat sedikit cairan yang keluar dari diskus. Itulah sebabnya kita sering mengalami kekakuan otot ketika baru bangun tidur. Gerakanmendadak yang dilakukan sewaktu baru bangun tidur dapat mengakibatkan cedera punggung.

Perusak Punggung B
anyak orang yang tidak menyadari kalau mereka sesungguhnya selalu ‘mempekerjakan’ punggungnya setiap kali duduk, berdiri ataupun berbaring. Jadi punggung bekerja non stop selama 24 jam sehari.

Buruknya postur tubuh, kegemukan (obesitas) dan gerakan yang kurang benar selama bertahun-tahun, akan mengakibatkan kelainan pada otot dan diskus, bahkan bisa berakibat nyeri punggung.

Sumber : (dps) [Info Nutrisi]
Read more ...

Awet Muda dengan Diet Rendah Kalori

Tahukah Anda mengkonsumsi makanan rendah kalori dalam pola makan setiap hari bisa membuat kita awet muda. Para ilmuwan menemukan tanda-tanda kuat bahwa pola makan rendah kalori terbukti bisa memperlambat proses penuaan pada tubuh.

Penelitian selama enam bulan yang dilakukan Universitas Louisiana State, Amerika Serikat dan diterbitkan dalam Journal of the American Medical Association pada 5 April lalu, menunjukkan bahwa mengurangi kalori menurunkan tingkat insulin dan suhu tubuh yang utama.

Seorang pakar dari Inggris mengatakan penelitian itu menarik tetapi banyak faktor lain yang mempengaruhi usia harapan hidup. Diketahui bahwa mengurangi jumlah kalori pada makanan tikus dan hewan-hewan lainnya memperpanjang usia mereka.

Menurut penelitian, membatasi jumlah kalori yang dicerna oleh tubuh mempengaruhi proses metabolisme dan kepekaan terhadap insulin dan tentunya menjaga berat badan pada skala sehat.

Riset yang dipimpin Dr. Eric Ravussin dari Pennington Biomedical Research Center, Louisiana State University ini melibatkan 48 pria dan wanita gemuk dalam keadaan sehat namun tidak ada yang rajin berolahraga, pada periode Maret 2004 sampai Agustus 2004.

Kelompok pertama diminta mentaati pola makan yang mempertahankan berat badan mereka dan kelompok kedua harus mengurangi kalori yang dimakan sebesar 25 persen. Kelompok ketiga diharuskan membatasi kalori yang dimakan dan berolahraga. Sementara kelompok keempat menjalani diet sangat rendah kalori sampai berat badan mereka susut 15 persen, yang kemudian dilanjutkan dengan pola makan sehat untuk mempertahankan berat badan mereka.

Setelah enam bulan, kelompok yang tidak melakukan diet rata-rata kehilangan 1 persen berat badan mereka, sementara berat badan kelompok yang dibatasi kalorinya turun 10,4 persen.

Berat mereka yang kalorinya dikurangi dan harus berolahraga susut 10 persen sementara kelompok keempat yang melakukan diet kalori sangat ketat, turun 13,9 persen.

Tingkat insulin dilaporkan juga sangat berkurang di ketiga kelompok yang membatasi kalori. Tingkat insulin rendah adalah salah satu faktor yang ditemukan pada orang yang hidup melewati usia 100 tahun.

Responden yang membatasi kalori juga memperlihatkan suhu tubuh lebih rendah, yang selama ini dikatakan membantu seseorang hidup lebih lama. Dengan suhu lebih rendah berarti tubuh manusia tidak perlu mengeluarkan energi berlebihan.

Kacy Collins, 34, karyawati dari Baton Rouge, yang setiap harinya tak banyak melakukan gerak dan menghabiskan waktunya di belakang meja bergabung dalam penelitian ini untuk menurunkan berat badan dan mengurangi resiko penyakit yang gula dan jantung yang banyak dialami keluarganya.

Pada awalnya Collins mengaku sangat kesulitan membiasakan diri melakukan diet rendah kalori, mengurangi makanan manis dan meningkatkan aktivitas olah tubuh setiap hari. Selama masa diet Collins banyak makan buah dan sayur yang membuat perutnya terasa kenyang. Meskipun dia bosan, namun dia mendapat hasil yang dia inginkan, berat badan turun sekitar 30 pon (15 kg) selama penelitian yang berakhir dua tahun silam. Saat ini Collins hanya merasakan keuntungan dari diet rendah kalori yang telah dijalaninya.

Sumber : (ust) [InfoNutrisi]
Read more ...